Indotama5, indotama, indo tama
Featured Posts
Tutorial Blogger
Tahfizhul Quran
Bisnis Online
Buat Web
Recent Articles

Beda MLM dan Money Game

Pada posting kali ini saya kutipkan pembahasan tentang Money Game yang dibahas oleh salah seorang Pakar MLM yaitu Bapak Suharman Subianto. Money Game adalah sistem atau cara melipatgandakan uang dengan diimingi bunga yang nyaris tak masuk akal, yang selalu berakhir dengan mengamuknya para nasabah atau anggota yang menginginkan uangnya kembali. Peristiwa semacam ini nampaknya selalu berulangkali terjadi dan orang tak merasa jera. Seberapa besar daya tarik Money Game (MG) sehingga memukau ribuan nasabah?

MONEY GAME = BANK GELAP
Menurut Subianto, MG dapat dianggap sebagai suatu Bank Gelap. Orang menyimpan uang, lalu mendapat bunga. Ada empat alasan yang membuat MG disebut sebagai Bank Gelap. Pertama, MG memberi bunga dengan jangka waktu singkat (21 hari sampai sebulan) dengan bunga yang fantastis. (bisa mencapai 50 sampai 60 persen). Sungguh luar biasa dan sulit dibayangkan. Kedua, orang menyimpan uang, dapatnya juga uang., bukan barang. Sekalipun dijelaskan bahwa orang yang menyimpan uang akan memperoleh barang, orang takkan peduli. Yang penting bagi mereka yang mengikuti MG adalah mendapat bunganya. Ketiga, perusahaan yang mengusahakan MG mengeluarkan bukti berupa sertifikat, voucher, sama seperti bank mengeluarkan bukti deposito. Keempat, uang yang dibungakan bisa "ditanam" berulangkali. Seperti di bank, uang dapat didepositokan beberapa kali juga.



MG "MENDOMPLENG" MLM

Multi Level Marketing (MLM) atau yang disebut pula dengan Network Marketing (NM), memasarkan produk barang dengan sistem jaringan. Nah, MG kemudian "mendompleng" sistem kerja MLM menjadi Bank Gelap alias tidak legal, sebab untuk mendirikan bank resmi diperlukan modal minimal 50 milyar rupiah. Karena itu, untuk menutupi praktek bank gelap, perlu kamuflase (penyamaran) dengan menggunakan barang, misalnya pakaian atau kosmetik, sekalipun barangnya sedikit.. Bagi anggota, bukan barangnya yang menarik, melainkan bunganya yang mencapai 50–60 %. Bahkan, demi mengincar bunga yang tinggi, ada yang diberi barang produknya pun menolak. Jadi, penawaran barang dalam MG tak bisa disamakan dengan MLM yang menawarkan barang atau produk bermutu tinggi dengan harga tinggi.
MG tidak ilegal karena "merekrut" atau mengajak orang lain untuk ikut, memberi komisi tambahan jika seseorang bisa menjadi anggota yang disponsorinya. Besarnya bisa mencapai 4–5 %. Kemudian, diperlukan Kartu Anggota (KA) dan diharuskan mendaftar dengan uang pendaftaran sebesar Rp 250.000,00 sampai Rp 300.000,00 dan boleh mendaftar beberapa kali. Sedangkan pada MLM yang resmi atau legal, pendaftaran cukup dilakukan sekali.


MENGAPA TAK BAIK?
"Money Game jelas-jelas tak baik," lanjut Suharman. Pemberian bunga yang sangat fantastis (tak masuk di akal), jelas bukan hal yang baik. Menurut Suherman, mana ada bisnis yang tiap bulan menghasilkan bunga sebulan 50-60 % (dalam setahun mencapai 600 – 700%). Siapa yang berani memberi bunga sebesar itu? Pasti ada sesuatu! MG hanya menguntungkan orang yang pertama kali masuk tetapi merugikan adalah orang yang masuk di bagian akhir. Yang menjadi masalah ialah, siapa yang akan menjadi bagian akhir? MG juga bagaikan judi. Orang sudah tahu tidak baik, sudah tahu merugikan orang lain, namun tetap tak peduli.
"Selanjutnya, MG juga membuat orang malas. Sepertinya melembagakan kemalasan. Dulu, pernah terjadi bunga 60% setahun. Sekarang, 60% sebulan, bahkan 21 hari. Kalau begini, untuk apa orang bekerja. Bungakan uang saja! Bayangkan kalau suatu negara semua penduduknya malas. Bisa hancur!" kata Suharman lagi bersemangat.
Menurut Suharman, sistem yang diterapkan oleh MG tak ada etika bisnisnya. Sebab orang yang mengikuti sistem ini sudah tahu merugikan orang lain, tetapi tetap saja ikut tanpa mempedulikan orang lain yang bakal rugi. Selain itu, dari mana diperoleh dana atau uang untuk membayar bunga tinggi? Pasti dari orang-orang atau anggota yang ada dilapis bawah.
"Perkembangan terakhir memperlihatkan bahwa banyak pemilik perusahaan MG yang kabur, toko dan kantornya tutup, padahal banyak orang yang sudah memasukkan uangnya belum memperoleh apa yang dijanjikan. Akibatnya, banyak yang mulai mencari orang yang mengajak mereka dan minta pertanggungan jawab. Banyak kabar diperoleh bahwa ada seorang pemilik MG yang membuka belasan PT. jika 1 PT ditutup, pemilik masih memiliki belasan PT. Jurus lain yang digunakan pemilik PT yang sudah ditutup dan kabur adalah pindah ke kota lain dan mendirikan PT lagi.
"Hebatnya," menurut Suharman, "setelah mengetahui bahwa ada perusahaan MG yang baru didirikan, orang yang mensponsori berbondong-bondong menjadi anggota agar memperoleh bunga terlebih dahulu!" lanjut Suherman.
Lalu, bagaimana sikap pemerintah? Bagaikan makan buah simalakama, dimakan ayah mati, tak dimakan ibu mati. Jika pemerintah menutup perusahaan yang sudah berjalan, pengusaha tak mau membayar kepada para anggotanya dengan alasan bahwa pemerintah telah menutup usaha mereka. Dibiarkan? Anggota-anggota yang paling akhir kapan menerima kembali uang mereka dan berapa banyak yang bakal menjadi korban?
Untuk menanggulangi atau mencegah terulangnya kembali kejadian yang sama, pemerintah mengeluarkan SK Menperindag yang mengharuskan usaha sejenis MG mendapat SIUP Khusus dengan rekomendasi dari Asosiasi Pemasaran Langsung Indonesia.

PERBEDAAN MLM DAN MONEY GAME
MLM / DIRECT SELLING
1. Biaya pendaftaran tak terlalu mahal dan masuk akal.
2. Ada produk atau jasa yang dijual. Kualitas barang produk atau jasa dapat dipertanggungjawabkan.
3. Seluruh anggota memiliki peluang yang sama.
4. Penentu keberhasilan berdasarkan hasil penjualan produk atau jasa yang nyata serta pengembangan jaringan. Untuk ini diperlukan kerja keras untuk mencapai keberhasilan.

MONEY GAME
1. Biaya pendaftaran tinggi. Biasanya disertai pembelian produk yang harganya sangat mahal.
2. Produk atau jasa yang dijual, jika ada, hanya sebagai kedok saja.
3. Yang mendaftar menjadi anggota lebih dulu lebih berpeluang mendapat keuntungan.
4. Penentu keberhasilan berdasarkan banyaknya uang yang disetor. Orang yang direkrut tak perlu kerja apa pun.

AKIBAT PERMAINAN MONEY GAME
Di Medan: Ketua Yayasan Sosial dan Pendidikan Alternatif Membawa Kabur Rp 8 milyar!
Korban-korban akibat permainan Money Game (MG), sudah berjatuhan. Di kota Medan, sekitar 15.000 anggota atau nasabah bisnis MG yang berkedok dengan menggunakan nama Yayasan Sosial dan Pendidikan Alternatif (Yaspendia), merasa penasaran. Pasalnya, Sayonara Siregar, Ketua Yaspendia, kabur dengan menggondol uang para nasabahnya sebanyak Rp 8 milyar.
Polisi nampaknya belum mampu berbuat banyak, sebab, bisnis MG yang berkedok sistem MLM sangat digemari masyarakat yang ingin memperoleh uang dalam tempo yang pendek tanpa bersusah payah. Bayangkan, jika bunganya mencapai 50 sampai 60% per bulan. Siapa yang tak tertarik? Bank mana yang sanggup memberikan bunga sebesar itu. ( Baca: Money Game = Bank Gelap )
Bisnis MG di Medan sebenarnya dimulai oleh seseorang yang bernama M.Yusuf, seorang warga Malaysia yang menyelenggarakan bisnis celana jins berhadiah kulkas, televisi dan mobil lewat PT Permata Nusantara di tahun 1996. Dua tahun kemudian, ia ditangkap polisi karena dicurigai melakukan penipuan. Pengadilan menjatuhkan hukuman beberapa bulan dalam kasus penggunaan paspor palsu. Dua tahun kemudian, di bulan Juni 1998, Yusuf muncul lagi dengan membuka bisnis yang sama. Kali ini ia mendirikan PT Banyumas Mulia Abadi (PT.BMA). Sistem yang digunakannya ialah pembelian paket dengan bunga 49% sebulan! Melalui PT-nya yang baru ini, Yusuf berhasil menghimpun 50.000 nasabah.
Sistem yang dipakai oleh Yusuf ini, kemudian ditiru oleh oleh Yaspendia dengan menyetor Rp 545.000 untuk 1 paket atau pembelian 1 sarung merk Ayam Jago. Setiap pembeli paket bisa mendapatkan bonus Rp 1.000.000 setelah berhasil mendapatkan 6 anggota lainnya.
Siti, yang nama lengkapnya Siti Gabena Siregar, seorang ibu usia 27 tahun, tertarik dengan sistem ini dan ia membeli 47 paket. Untuk hal ini, ia sukses dan berhasil menarik bonus yang cukup besar. Kemudian, ia nekad dan memesan 61 paket lagi. Sayangnya, kali ini perhitungannya tak berjalan mulus. Bayangan memperoleh bonus yang besar musnah seketika, saat Sayonara Siregar, ketua Yaspendia, kabur dengan membawa Rp 8 milyar milik anggotanya yang berjumlah 15.000 orang! Merasa putus asa Siti kemudian melapor ke Lembaga Bantuan Hukum (LBH) Medan.
"Soalnya uang itu bukan milikku pribadi, tetapi milik saudara-saudaraku," kata Siti dengan nada sedih, ketika berada di kantor LBH Medan. Mau untung malah jadi buntung.

Di Deli Serdang, Sumut: Seorang Suami Membunuh Istrinya!
Korban akibat permainan Money Game menimpa Parsadan, istri seorang petani Desa Tiga Juhar, Deli Serdang, Sumatera Utara. Jamuken, suami Parsadan, memiliki pekerjaan tambahan sebagai penambal ban. Melalui teman-temannya ia mengetahui adanya praktek MG yang dilakukan oleh PT Higam Net, singkatan dari Hidup Gembira Awet Muda Network. Dengan membeli 1 paket seharga Rp 280.000 dalam waktu 30 hari seorang anggota akan menerima Rp 500.000.
Sayangnya, sebelum Jamuken menikmati hasil penggandaan uangnya, pemilik Higam Net, yang bernama Hendri Suprianto, sudah menyerahkan diri ke polisi Medan, karena tak mampu mengembalikan Rp 5 milyar milik 15.000 nasabahnya.
Para nasabah marah dan mengamuk serta menghancurkan kantor Higam Net, yang berlokasi di Tomang Elok, Medan. Hilangnya uang sebesar Rp 280.000 yang ditanam oleh Jamuken sangat disesali oleh Parsadan. Pasangan suami istri yang sudah memiliki 3 orang anak ini hampir tak pernah berhenti ribut mulut. Parsadan selalu menyalahkan suaminya, yang ikut menjadi anggota. Lambat laun, Jamuken tak bisa tahan lagi. Saat mereka berdua berada di ladang terjadi pertengkaran lagi. Jamuken berusaha menenangkan istrinya. Karena istrinya tak mau berhenti mengomel, Jamuken menjadi kalap. Dengan sebatang kayu, Parsadan dihajar dan jatuh ke tanah. Jamuken tak berhenti sampai di situ. Dengan sebilah pisau ia menusuk Parsadan, istrinya, sampai tewas. Tanpa merasa bersalah, Jamuken kemudian menyerahkan diri ke Koramil setempat yang jaraknya 15 km dari desanya. Dari Koramil, ia diserahkan ke Pos Polsek Tiga Juhar.
"Saya menyesal. Tapi, apa boleh buat" kata Jamuken kepada polisi yang memeriksanya. Di kota Medan, pemilik New Era 21 yang bernama Manufahi Maroh alias Abok berhasil membawa kabur uang milik 100.000 nasabah sebanyak Rp 3,5 trilyun! Di Pekanbaru, 9000 nasabah perusahaan Money Game Jaya Riau Sejahtera gigit jari karena Iswandi, bos JRS berhasil melarikan diri dengan menggondol Rp 30 milyar. Jadi, masih adakah Pembaca yang berminat ikut permainan Money Game?

Sumber Asli : http://www.gky.or.id/buletin7/mlm.html

Bookmark and Share
Share and Enjoy:

0 komentar for this post

Leave a reply

Berlangganan Artikel
Dapatkan Update Solahudin Blog dengan Cepat dan Tepat
Silahkan Bergabung di Sini!

Masukkan Alamat Email Anda:


Your information will not be shared. Ever.
Sponsors
siteknozidduindotama
Software Pemasang IklanPulsaGratisAdsense Indonesia
Recent Stories
Mau Ngobrol? Di sini aja...
Find Me
Follow SpicyTricks on Twitter. Only interesting tweets are shared
Subscribe and join my readers to keep up-to-date Issue in Feedburner

Join delicious readers to promote this site

Komentar Terbaru
Tag Cloud